Pesta laut atau Nadran merupakan suatu tradisi masyarakat pesisir
Nusantara yang setiap tahunnya selalu dilaksanakan oleh para nelayan. Tradisi
Nadran ini juga merupakan salah satu bentuk kearifan lokal di Indonesia yang
masih terjadi hingga saat ini. Biasanya, Nadran dilaksanakan pada awal bulan
Syura. Nadran berasal dari kata nazar yang memiliki makna dalam agama islam,
berarti pemenuhan janji. Nadran merupakan tradisi akuturasi dari ajaran Islam
dan Hindu-Budha karena menggunakan sesajen seperti yang terdapat dalam ajaran
Hindu-Budha. Tujuan dari Nadran sendiri adalah sebagai pengucapan rasa syukur
kepada Tuhan Yang Maha Esa atas hasil tangkapan laut para nelayan selama ini.
Selain itu, untuk memohon keselamatan selama para nelayan melaut agar tidak
terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
Dalam tradisi Nadran, biasanya dilakukan oleh para nelayan dari pagi
hingga siang hari. Sedangkan para isteri nelayan menyiapkan berbagai macam
makanan seperti sesajen yang akan dilepaskan ke tengah laut dan bekal makan
siang para nelayan yang akan berlayar selama acara berlangsung. Sesajen yang
disiapkan, oleh masyarakat pesisir disebut ancak, yang berupa anjungan
berbentuk replika perahu yang berisi kepala kerbau, kembang tujuh rupa,
buah-buahan, makanan khas, dan lain sebagainya. Sebelum dilepaskan ke laut,
ancak diarak mengelilingi ke tempat-tempat yang sudah di tentukan. Pada saat
sesajen dilepaskan, bersama-sama masyarakat pesisir menyaksikan ritual tersebut
dan menghaturkan doa untuk para leluhur mereka. Nadran bukan hanya ritual persembahan sesajen ke tengah laut sebagai
salah satu rangkaian acara. Seiring berkembangnya zaman, rangkaian acara Nadran
diisi pula dengan acara pertunjukan seni rakyat seperti pertunjukan wayang,
tari-tarian, kethoprak, dan sebagainya. Nadran sudah dilakukan sejak jaman
nenek moyang dan secara turun temurun terus dilaksanakan. Namun, pada saat ini,
Nadran dilaksanakan bukan karena tujuan utama melainkan terlibat pula sebagai
objek kepariwisataan. Banyak sekaliwisatawan domestik maupun mancanegara yang
tertarik menyaksikan pesta laut ini berlangsung. Sehingga, hal itu pula lah
yang memungkinkan adanya pemikiran untuk menjadikan ritual upacara Nadran ini
sebagai kepentingan pariwisata.
Selain rangkaian acara Nadran yang menarik, wisata bahari daerah pesisir
juga menjadi pertimbangan para penduduk pesisir untuk mendapatkan keuntungan
tersendiri. Seperti misalnya, wisata kuliner pesisir, wisata bahari, resort dan
lain-lainnya. Hanya saja, perlu ada kematangan dan keseriusan dalam
menghidupkan proyek tersebut. Dari tahun ke tahun, Nadran terus dilakukan oleh
masyarakat pesisir meskipun saat itu sedang masa paceklik atau sepi hasil
tangkapan laut. Bagi masyarakat pesisir itu sendiri, Nadran tetap dilakukan
sebagai wujud rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa dan sebagai penghormatan
kepada para leluhur.
Nadran, merupakan suatu hasil kebudayaan yang hingga saat ini masih
dilaksanakan di seluruh daerah pesisir nusantara, meskipun dengan cara yang
berbeda-beda. Tradisi Nadran yang sudah berlangsung sangat lama sejak zaman
nenek moyang membuktikan bahwa kearifan lokal di Indonesia memang masih ada.
Selain masa berlangsung yang cukup lama, Nadran juga memiliki nilai positif
bagi mereka yang merayakannya yaitu terus mengingat keberadaan Tuhan Yang Maha
Esa dan tidak lupa bersyukur kepada-Nya.
_______
Sumber Acuan:
Alimah,
http://menjadikosong.wordpress.com/2010/05/05/ketika-nelayan-berbagi-rasa-syukur/
(diakses pada 17 Oktober 2011)
http://suaramerdeka.com/v1/index.php/read/cetak/2011/05/31/148249/Mengemas-Tradisi-Pesta-Laut-Jadi-Tujuan-Wisata
(diakses pada 17 Oktober 2011)
http://www.fahmina.or.id/kecirebonan/makanan-dan-minuman-khas/344-tradisi-nadran-potensi-wisata-pesisir-.html
(diakses pada 17 Oktober 2011)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar